Laporan 3 Praktikum pembuatan senyawa organik asam asetil salisilat (Aspirin)
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II
PERCOBAAN 3
‘’PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM ASETIL SALISILAT (ASPIRIN) ’’
DISUSUN OLEH :
SANDI (A1C118041)
DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs.SYAMSURIZAL.,M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
VII. DATA PENGAMATAN
VIII. PEMBAHASAN
Sintesis aspirin dilakukan dengan proses reaksi asetilasi pada gugus fenol, di mana pada praktikum kali ini dilakukan asetilisasi asam salisilat menggunakan katalis proton. Hasil akhirnya berupa aspirin yang memiliki wujud berwarna putih, panjang, menyerupai jarum bening. Jika dilakukan pada suasana berair maka pembuatan aspirin tidak akan menghasilkan produk yang baik,dimana asam asetil salisilat yang terbentuk akan terhidrolisis menjadi asam asetilsalisilat berair.awa turunan dari asam sausilat yang dimodifikasi gugus hidrosik fenoliknya, yang digunakan sebagai analgesic-antiseptik, antilnflamasi dan antiplatat. Asam salisilat adalah senyawa golongan asam karboksilat yang sifatnya sangat iriatif yang mempunyai bentuk Kristal tak berwarna dan larut dalam air dan pelarut organic. Pembuatan aspirin atau asam asetil salisilat di klasifikasikan sebagai reaksi esterifikasi. Reaksi esterifikasi adalah secara umum salah satu antara asam alkanoat dan alkanol membentuk ester dan air. Esterifikasi dapat dilakukan dengan mereaksikan asam dan alcohol dengan adanya asam kuat pekat sebagai katalis. Prosesnya adalah suatu kesetimbangan yang dipercepat oleh ion hidrogen. Factor-faktor yang mempengaruhi kecepatan proses esterifikasi adalah katalisator dan suhu reaksinya.
Dalam percobaan, asam sasilisat kering ditimbang 2,5 gram, diletakkan dalam erlenmayer, asam salisilat ini bertindak sebagai reagen utama untuk membuat aspirin, penambahan 4 ml asam asetat glasial dan 2 tetes H2SO4 pekat sebagai katalis dilingkungan asam. Sebenarnya penggunaan seharusnya yaitu anhidrida asetat dimana anhidrida ini memiliki 2 gugus karboksilat/ ester yang lebih baik disbanding asam asetat glasial yang hanya memiliki 1 gugus -COO- jika dibandingan dengan strukturnya.
Proses pembuatan aspirin, dilakukan pemanasan selama beberapa menit, tujuan pemanasan adalah melarutkan campuran dan mempercepat reaksi esterifikasi. Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu. Kecepatan esterifikasi kimia akan meningkat 2x dengan kenaikan suhu. Penambahan air memiliki tujuan mengikat anhidrida berlebih agar tidak mengganggu reaksi berikutnya. Dalam prosesnya juga dilakukan rekristalisasi, ini memiliki fungsi didapatkan Kristal murni bebas dari residu, pencucian biasanya dengan pelarut air dan alcohol. Untuk memperoleh Kristal murni, campuran dibekukan kembali dalam ice bath. Kemudian disaring, Kristal inilah yang dimaksud dengan produk aspirin (asam asti salisilat). Adapun berat Kristal didapat yaitu 4,3 gram. Kristal bewarna putih padat, walaupun pada umumnya berbentuk jarum.
IX. PERTANYAAN PASCA PRAKTIKUM
1.Pada percobaan Ini, suhu pembentukan asam asetilsalisilat tersebut 50-60 °c Bagaimana jika suhu pemanasan pembentukan asam asetilsalisilat dinaikkan menjadi 70 – 80 °c?
2. Pada percobaan terdapat alkohol dan H2SO4 . Apa fungsi dari H2SO4?
3. Mengapa diperlukannya penambahan asam sulfat?
X. KESIMPULAN
2. Saya erma johar akan menjawab no 2. Fungsi adanya H2SO4 itu sebagai katalisator yanh mana untuk mempercepat reaksi. Ketika ditamnahkan H2SO4 terjadinya reaksi dengan perubahan sehingga terjadinya perubahan
BalasHapusSaya nur khalishah akan mencoba menjawab pertanyaan sandi no 3 :
BalasHapusYakni penambahan asam sulfat ini berfungsi untuk mempercepat laju reaksi nya maka apabila asam sfat tidak di tambahkan maka reaksi cenderung berjalan lambat
Saya Zulia Nur Rahma (048) akan menjawab permasalahan no 1
BalasHapusMenurut saya apabila suhunya dinaikkan maka reaksi ini akan berjalan lebih cepat. Sehingga akan menyempurnakan hasil reaksinya.
Terimakasih